Selasa, 01 November 2011

Beternak dan mengenal jenis cupang hias

Hai cupangers...

Saya ingin bercerita dan memberi info pada anda semua. Diawali dengan sejarah cupang, Perkembangannya, jenis-jenisya, cara memperkembangbiakannya, dan banyak lagi.
Pertama-tama saya akan memperkenalkan sejarah cupang pada anda.

1. SEJARAH CUPANG
Cupang hias merupakan ikan asli yang hidup di kawasan Asia Tenggara Seperti Indonesia, Thailand, Singapura, Malaysia, dll. Ikan Cupang sekarang menjadi salah satu andalan expor Indonesia ke mancanegara. Dalam sejarahnya ikan cupang dahulu sekali hanyalah ikan yang hidup di daerah persawahan.
Tapi sekarang sudah sangat berbeda dari bentuk aslinya dahulu. karena ikan cupang sudah bermutasi menjadi ikan yang lebih cantik & menarik. Ikan cupang di Indonesia di kenal dan di pelihara oleh sebagian masyarakat Indonesia sejak tahun 1960-an dan lebih banyak dikenal sebagai ikan cupang sawah. dan kala itu ikan cupang penggemarnya hanyalah anak-anak dan belum dirambah oleh kalangan orang-orang kaya.

2. PERKEMBANGAN CUPANG
Perubahan terjadi pada tahun 1970. saat itu importir memperkenalkan jenis cupang baru. ada yang ekor pendek yang sekarang kita sebut dengan ikan cupang aduan atau cupang laga. ada juga yang berekor panjang yang dulu kita kenal dengan cupang jenis slayer. kala itu yang baru muncul jenis slayer ekor lilin yang datang sebagai cupang hiasnya. kala itu ikan jenis ekor lilin ini tetap mendominasi sampai era tahun 1990-an. sampai ketika para penggemar cupang memadukan atau mengawin silangkan mereka menjadi ikan yang lebih bervariasi bentuk & warnanya.

cupang hias jenis baru ini mempunyai ekor yang di hiasi tulang yang lebih menonjol keluar. ada yang berbentuk duri panjang, sisir tapi biasanya kita sebut jenis serit. dan yang menggelembung kita sebut Half Moon.


3. JENIS-JENIS CUPANG
Di Indonesia pada saat ini banyak orang yang telah mengenal cupang dan mulai menyukainya dikarenakan cupang memiliki keindahan yang dapat menarik sebagian orang.
Pada dasarnya cupang hias yg banyak dikenal dan disukai bahkan juga di konteskan di Indonesia ada 3 jenis, yaitu :
1. Plakat
2. Serit / Crown Tail
3. Halfmoon

kita mulai dari yg pertama:

1. Plakat
jenis ikan cupang hias plakat lavender Ikan CUpang Hias Red Dragon Plakat
Plakat Lavender Plakat Red Dragon
ikan cupang hias black copper dragon jenis ikan cupang betta plakat yellow kuning
Plakat Black Copper Dragon Plakat Yellow
cupang plakat memiliki sirip ekor yang pendek. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu “plakad”, yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.
Dalam perkembangannya, cupang plakat pun di kawinkan dengan jenis cupang lain seperti halfmoon dan double tail. Hasilnya, diperoleh cupang plakat dengan bentuk sirip yang bervariasi. Perkawinan cupang plakat dan halfmoon menghasilkan cupang plakat dengan ekor pendek membundar (setengah lingkaran) dengan sokongan lebih banyak tulang ekor. Berbeda dengan cupang plakat biasa (tradisional) yang hanya disokong oleh dua tulang ekor. Adapun silangan plakat dengan double tail menghasilkan cupang plakat yang memiliki sirip punggung yang tinggi dan lebar.
Oleh sebab keindahannya, cupang plakat simetris hasil perkawinan antara plakat dan double tail dikelompokkan dalam kelas tersendiri oleh International Betta Congress (IBC). Dengan begitu, kelasnya berbeda dengan kelas plakat halfmoon dan plakat biasa.
Selain ketiga jenis plakat tersebut, terdapat satu kelas khusus yaitu kelas plakat raksasa. Pengembangan plakat raksasa ini dilakukan dengan melakukan perkawinan antara plakat dengan cupang alam yang panjang tubuhnya mencapai 10—12 cm. Pengembangan plakat raksasa juga disinyalir menggunakan hormon pertumbuhan yang dicampurkan dalam pakan. 
2. Serit / Crown Tail
Ikan Cupang Hias Serit Crown Tail Yellow Blue Butterfly Betta Fish Ikan Cupang Hias Serit Crown Tail Super Black Betta Fish
Yellow Blue Butterfly Crown Tail Black Crown Tail
Ikan Cupang Hias Serit Yellow-tied Blue Betta Fish Crown Tail Red Solid Crown Tail Ikan Cupang Hias Serit
Yellow-tied Blue Crown Tail Red Solid Crown Tail

Crown tail merupakan cupang hias silangan asli Indonesia. Bentuk sirip cupang ini sangat khas, yaitu tulangnya ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas, sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek.
Awal pertama kemunculan cupang serit terjadi pada tahun 1998 dan menjadi booming pada tahun 2000. Di awal kemunculannya, banyak pihak yang skeptis karena tipe tersebut relatif baru dan dianggap sebagai penyimpangan semata. Oleh sebab itu, cupang serit dijadikan sebagai “warga kelas dua” dalam dunia kontes cupang. Seiring berjalannya waktu, banyak peternak yang tergila-gila untuk memperbanyak cupang serit. Akhirnya, keberadaan cupang serit pun diakui oleh International Betta Congress (IBC).
Seekor cupang dikatakan termasuk dalam jenis crown tail jika memiliki dua atau lebih tulang serit. Dewasa ini, perkembangan cupang serit sudah semakin jauh. Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua, tetapi empat (double-double ray) dan delapan.
Tidak hanya berdasarkan jumlah tulang serit, perbedaan juga ditunjukkan dengan adanya selaput di antara tulang serit. Oleh sebab itu, crown tail dibagi menjadi dua, yaitu tipe balon dan tipe balok. Tipe balon ditunjukkan dengan adanya selaput lebar di antara tulang serit. Ada atau tidaknya selaput ini baru dapat diketahui ketika cupang telah dewasa. Sementara tipe balok dicirikan dengan tulang serit kasar yang tidak memiliki selaput.
Dunia crown tail semakin semarak dengan hadirnya cupang dengan serit menyilang yang mendapat julukan king crown tail. Berbeda dengan cupang serit lainnya, king crown tail memiliki pasangan tulang serit yang menyilang sehingga ujung tulang serit bertemu dengan ujung tulang pasangan serit lainnya. Dengan begitu, tak berlebihan jika cupang ini mendapat julukan sebagai rajanya cupang berekor mahkota. Namun, munculnya king crown tail baru diduga sebagai kelainan genetik semata. Hal tersebut terbukti dari king crown tail yang diternakkan tidak menurunkan keturunan yang serupa. Oleh sebab kelangkaannya tersebut, cupang ini banyak dijadikan maskot oleh peternak dan penggemar cupang. 

3. Halfmoon 



Ikan Cupang Hias Red Dragon Halfmoon Ikan Cupang Hias Yellow Indigo Betta Halfmoon Kuning
Halfmoon Red Dragon Halfmoon Yellow Indigo
Ikan Cupang hias Blue Butterfly Halfmoon Betta Fish Ikan Cupang Hias Orange Over Halfmoon Betta Fish
Halfmoon Blue Butterfly Halfmoon Orange
Ikan Cupang Hias Black Gold Demon Halfmoon Betta Fish Ikan Cupang Hias Mustard Gas Butterfly Halfmoon betta Fish
Black Gold Demon Halfmoon Mustard Gas Butterfly Halfmoon

Pada awalnya, halfmoon merupakan cupang hasil silangan peternak cupang di Amerika Serikat. Cupang yang dihasilkan ini memiliki sirip yang lebar dan bentuk sirip ekornya menyerupai setengah lingkaran, yaitu 180o. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakan yang anggun dari halfmoon menjadi daya pikat tersendiri.
Selanjutnya, cupang tersebut dikembangbiakkan di Perancis. Seperti halnya cupang serit, masyarakat kontes cupang internasional IBC masih belum dapat mengakui kehadiran ikan cupang ini. Kebanyakan juri masih belum dapat memberikan kemenangan terhadap halfmoon, meskipun memiliki segudang keistimewaan. Halfmoon pun menjadi “warga kelas dua”.
Berbeda penerimaan IBC, berbeda pula penerimaan masyarakat secara individual. Sejak dipertontonkan pada konvensi konvensi IBC di Alabama, banyak peternak cupang yang menaruh perhatian besar. Hal ini ditunjukkan dengan menyebarnya halfmoon ke kawasan eropa lainnya, misalnya Switzerland. Selanjutnya, setelah berusaha keras membuat galur murni halfmoon, para peternak dari Amerika Serikat, Perancis, dan Swiss itu pun membentuk organisasi baru yang bernama International Betta Splendens Club untuk mewadahi kontes cupang halfmoon dari berbagai belahan dunia.
Hingga kini, halfmoon tersebar dengan baik ke Asia Tenggara sejak para peternak dari Thailand turun tangan dalam mengembangkannya. Di habitat tropis Thailand, ikan cupang ini pun berkembang pesat dan banyak diternakkan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi. 

*selain dari jenis-jenis diatas, ada sedikit modifikasi dari setiap jenisnya yaitu DAOUBLE TAIL, berikut gambarnya :

Ikan Cupang Hias Black Melano Double Tail Betta Fish ikan Cupang Hias Copper Butterfly Red Base Double Tail Halfmoon Betta Fish
Black Melano Double Tail Halfmoon Copper Butterfly Red Base Double Tail Halfmoon
Ikan Cupang Hias Orange Double Tail Plakat Betta Fish Ikan Cupang Hias Fancy Double Tail Plakat Betta Fish
Orange Double Tail Plakat Fancy Double Tail Plakat



4. CARA MENGEMBANGBIAKKAN
dalam mengembangbiakkan ikan cupang, perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu seperti memilih ikan yang akan di pijah, wadah pemijahan, media pemijahan, dll. Hal itu semua akan saya beritahukan dimulai dari yg pertama

a. memilih ikan
  • Pilihlah ikan cupang yang memiliki ekor dan seritnya yang tebal.
  • Bentuk ekor haruslah memenuhi seteganh lingkaran atau terbuka lebar 190 derajat.
  • Bentuk ekor dan seritnya harus sama serta rapi
  • Hindari warna ekor yang transparan.
  • Pilihlah yang memiliki badan besar bukan memanjang.
  • Pangkal ekor cupang yang tebal.
  • Ikan cupang yang baik sering bermai di wilayang dasar atau tengah dari wadah ikan cupang.
  • Pilihlah ikan cupang yang pada bagian dasi nya berwarna merah, atau pilih ikan cupang dengan warna dasar.
Ciri Ikan Jantan untuk Dipijahkan
  • Umur ± 4 bulan
  • Bentuk badan dan siripnya panjang dan berwarna indah
  • Gerakannya agresif dan lincah
  • Kondisi badan sehat (tidak terjangkit penyakit)
Ciri Ikan betina untuk Dipijahkan
  • Umur telah mencapai +- 4 bulan
  • Bentuk badan membulat menandakan siap kawin
  • Gerakannya lambat
  • Sirip pendek dan warnanya tidak menarik
  • Kondisi badan sehat

b. persiapan wadah pemijahan 

  1. Anda dapat menggunakan wadah berupa aquarium, gentong atau ember/baskom plastik sebagai tempat pemijahan. Jangan gunakan tempat yang terlalu lebar.
  2. Isi dengan air yang telah diendapkan dengan kedalaman antara 10 s/d 15 Cm. (4 s/d 5 inches). Ini dimaksudkan agar suhu air didasar tidak terlalu dingin, memudahkan si jantan merawat telur dan burayak yang jatuh dari busa. Suhu yang dibutuhkan antara 21 hingga 31 derajad Celcius, untuk pemijahan idealnya adalah 25 derajad Celcius.
  3. Siapkan media pijah (substrat) bisa berupa tanaman air seperti Java Moss, daun ketapang kering, potongan styrofoam atau serabut rafia atau lembaran plastik bening tempat si jantan membuat busa/sarang untuk meletakkan telur. Biasanya sering menggunakan plastik bening dengan pertimbangan karena bisa memonitor telur dengan melihat dari bagian atas, tidak membusuk, tidak tenggelam dan relatif lebih bersih. Ukuran plastik cukup 10×15 cm atau 10×10 cm saja.

c. pemijahan

Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memijahkan ikan cupang dan sekaligus diteruskan oleh cara-cara pemijahan ikan cupang.
  1. Siapkan pasangan yang akan dikawinkan dan siapkan 1 pasang lagi sebagai pasangan cadangan apabila tidak berjodoh.
  2. Beri makan pasangan tersebut 2 kali sehari dengan pakan hidup atau beku seperti jentik nyamuk/cuk, kutu air, atau blood worm. Hindari pemberian cacing rambut pada ikan betina khususnya yang akan dipijahkan, karena berdasarkan pengalaman seringkali menyebabkan ikan betina sulit bertelur.
  3. Tempatkan jantan dan betina dalam wadah yang berdampingan atau masukkan betina kedalam botol kemudian masukkan ketempat jantan bersama botol tersebut agar mereka dapat saling melihat. Biarkan mereka diisolasi selama lebih kurang 3 hari.

Penjodohan dan Pemijahan

Pada indukan jantan yang matang warna siripnya terlihat lebih cerah dan pada induk betina perutnya terlihat membuncit dan secara transparan kita dapat melihat telur pada saluran pengeluarannya.
  1. Masukkan jantan terlebih dahulu ke wadah pemijahan yang telah disiapkan dan biarkan selama 1 hari agar si jantan merasa nyaman ditempat baru tersebut, bisa dibilang sebagai proses adaptasi.
  2. Masukkan betina dalam botol secara perlahan kedalam wadah pemijahan. Ini dimaksudkan agar si betina tidak mengganggu jantannya membangun sarang dan agar mereka saling memandang dan melihat apakah mereka “berjodoh” satu dengan yang lainnya.
  3. Dalam tempo antara 2 hingga 8 jam si jantan akan membangun busa pada substrat yang akan digunakan sebagai tempat bercumbu dan bulan madunya.
  4. Sarang dibuat oleh si jantan dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya dibawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Apabila betina tertarik dengan si jantan dan siap untuk dikawinkan dapat dilihat pada tanda berbentuk vertikal melintang di tubuhnya dengan warna gelap. Tapi jangan terburu-buru untuk mencampur keduanya, biarkan pada tempatnya masing-masing selama 1 hingga 2 hari.
  5. Lepaskan betina pada sore keesokan harinya.
  6. Si jantan akan segera mendekati dan merayu si betina sambil mengembangkan sirip-siripnya seperti layaknya hendak bertarung. Ini merupakan hal yang lumrah dan merupakan naluri mereka untuk menunjukkan bahwa mereka sangat kuat dan akan menghasilkan anak-anak yang juga kuat agar dapat survive di alam bebas.
  7. Pada saat pemijahan tubuh si jantan akan melilit dan menyelubungi tubuh induk betina membentuk huruf “U” dengan ventral saling berdekatan sampai betina mengeluarkan telur yang segera dibuahi oleh sperma si jantan. Telur-telur tersebut akan berjatuhan ke dasar dan segera diambil si jantan dengan mulutnya untuk diletakkan di sarang busa. Proses pemijahan ini bisa berlangsung selama berjam-jam dan dengan proses yang berulang-ulang, dan merupakan ritual yang sangat menarik untuk dilihat.
  8. Aktifitas pemijahan berakhir dengan tanda-tanda si jantan mengusir betina agar menjauh dari sarang busa.
  9. Setelah aktifitas pemijahan selesai, segera angkat induk betina dan letakkan di aquarium pengobatan dengan diberikan metylene blue/pomate untuk pengobatan luka-luka akibat pemijahan, dan dapat dikawinkan lagi setelah 3-4 minggu. Selanjutnya tugas menjaga telur dan merawat bayi diambil alih oleh si jantan.
  10. Apabila selama 3 hari si jantan tidak membuat sarang busa atau si betina tidak mau bertelur segera angkat dan gantikan dengan pasangan cadangan.
  11. Ulangi proses di atas dengan pasangan pengganti/cadangan.
  12. Telur-telur yang subur akan menetas setelah 24 jam pada suhu berkisar 25 derajat Celcius. Dan 2 hari kemudian akan terlihat burayak seukuran jarum dengan warna kehitaman.
  13. Bila burayak telah dapat berenang bebas indukan jantan dapat segera diangkat dan tempatkan pada aquarium pengobatan/karantina. Setelah 7 hari indukan jantan telah siap untuk dikawinkan lagi. Perlu dicatat bahwa cupang tidak akan pernah mau kawin dengan pasangan yang bukan pilihannya, jadi anda tidak bisa memaksa mereka untuk kawin seperti “Siti Nurbaya”.
d. pembesaran anakan ikan cupang
Burayak sampai umur 2-3 hari tidak perlu diberi makan karena adanya cadangan kuning telur (egg yolk) dalam tubuhnya. Pembesaran burayak tidak sesulit seperti yang kita bayangkan asal kita mengetahui tahap-tahapnya, dan itu merupakan tantangan tersendiri bagi para breeder pengembangbiak.
  1. Dengan meletakkan tanaman air pada wadah pemijahan berguna dalam menyumbangkan sedikit infusoria secara alami buat burayak.
  2. Setelah burayak dapat berenang bebas secara otomatis dan naluri alamiahnya akan berburu untuk makan, dan secara naluri pula mereka dengan atraktif akan menyerang sesuatu yang bergerak.
  3. Pada saat burayak berumur 3-4 hari dapat diberikan vinegar eels (belut cuka), gerakannya disukai serta menarik minat burayak dan bentuknya yang sangat kecil cukup pas untuk burayak memakannya. Anda dapat juga memberi makan burayak dengan infusoria, rotifera atau micro worms (cacing sutra).
  4. Setelah burayak berumur 1 minggu dapat diberikan pakan kutu air saring atau BBS (Baby Brine Shrimp)/Artemia yang telah dikultur.
  5. Pemberian kutu air dan Artemia bisa dilanjutkan hingga burayak berumur 3 minggu, dan dapat juga dicampur/divariasi dengan cacing tubifex sp., chironomus sp., ataupun vinegar eels karena pertumbuhan burayak sering kali tidak sama.
  6. Pada umur 5 minggu burayak siap untuk dilakukan pendederan atau dipindahkan ketempat yang lebih besar ataupun kolam. Pada saat ini porsi pemberian pakan lebih banyak dan dilakukan penggantian air secara kontinyu.
  7. Pada usia 4 hingga 6 minggu burayak mulai terbentuk organ labirinnya dan mereka mulai menuju permukaan untuk bernafas (mengambil oksigen langsung dari udara).
  8. Setelah lewat umur 6 minggu pemberian diet makanan mulai variatif, jentik nyamuk (cuk), kutu air dan bloodworm.
  9. Lakukan penggantian air sebanyak 30% dengan cara siphon atau membuka drain/valvenya, sekaligus membersihkan kotoran dan sisa pakan yang ada didasar. Kemudian tambahkan air baru yang telah diendapkan secara lembut/perlahan. Sejak usia 4 minggu naluri bertarung sudah mulai tampak dan penggantian atau penambahan air baru/bersih akan merangsang aktivitas hormonal ikan yang mengarah kepada agresivitasnya. Untuk meminimalisir pertarungan, gunakan tempat atau space yang lebih besar atau dapat juga meletakkan tanaman air hidrilla atau dapat juga menggunakan serabut rafia untuk menghindari pertemuan langsung yang berakibat timbulnya pertarungan.
  10. Umur 7 hingga 8 minggu mulai dapat disortir jantan atau betina.
  11. Umur 10 hingga 12 minggu dapat disortir berdasarkan grade A, B, atau C. pisahkan mereka karena masing-masing memiliki nilai jual yang berbeda.
  12. Pilih anakan yang kwalitas baik atau super, dan diletakkan mereka dalam aquarium terpisah (soliter). Gunakan aquarium berukuran minimal 15x15x20 Cm. dan lakukan penggantian air 30% – 50% setiap 3 – 7 hari. Kunci utama dalam perawatan adalah kwalitas air yang baik dan pakan yang baik, karena hal ini berakibat langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan.
Demikianlah info yang bisa saya berikan kepada anda semua, semoga hal ini bermanfaat bagi semua pencinta ikan cupang.

berikut gambar cupang...

TERIMA KASIH. 

Created By: Hendrik, gregorius, yuni.
(tugas TIK)
sumber: google